Jurnalisme Kebencanaan di Indonesia
Sebuah analisis interaktif tentang praktik, tantangan, dan peran ideal media dalam meliput bencana.
Fokus Liputan Media di Setiap Fase Bencana
Klik pada salah satu fase untuk melihat detail fokus liputan media yang ideal dan aktual.
Pra-Bencana
Saat Bencana
Pasca-Bencana
Fokus Ideal
Fokus Aktual
Praktik Jurnalisme Bencana Saat Ini
Bagian ini menguraikan beberapa praktik dominan dan kritik mendasar terhadap cara media massa di Indonesia meliput bencana. Praktik ini seringkali lebih didorong oleh tuntutan pasar daripada fungsi ideal jurnalisme.
Sebagian besar media masih mengeksploitasi bencana dengan menonjolkan sisi dramatis dan kesedihan korban. Praktik ini didorong oleh tingginya nilai berita dan persaingan pasar, yang seringkali mengesampingkan etika dan sensitivitas terhadap korban.
Media seringkali menjalankan dua peran yang kontradiktif: sebagai penyebar informasi dan sebagai lembaga pengumpul bantuan. Hal ini dapat mengaburkan independensi jurnalistik dan mengubah fokus dari fungsi kontrol sosial menjadi kegiatan filantropi.
Liputan cenderung sangat intensif pada saat bencana terjadi (fase tanggap darurat), namun sangat minim pada fase pra-bencana (mitigasi) dan pasca-bencana (rehabilitasi & advokasi), padahal kedua fase tersebut krusial untuk pengurangan risiko bencana.
Distribusi Dominan Sudut Pandang Berita
Peran Ideal Jurnalisme Kebencanaan
Seharusnya, jurnalisme kebencanaan tidak hanya melaporkan kejadian, tetapi juga berfungsi sebagai agen perubahan yang positif. Berikut adalah tiga peran fundamental yang harus dijalankan media untuk mewujudkan jurnalisme yang berorientasi pada keselamatan dan pemberdayaan publik.
Penyampai Informasi & Peringatan
Menyampaikan informasi perkembangan bencana secara akurat, cepat, dan terverifikasi untuk membantu masyarakat melakukan evakuasi dan tindakan penyelamatan diri.
Edukator & Fasilitator
Mengedukasi publik tentang risiko bencana, tanda-tanda alam, dan cara-cara mitigasi untuk membangun masyarakat yang lebih sadar dan siap siaga.
Pengawas & Advokat
Bertindak sebagai pengawas kebijakan dan mengadvokasi regulasi penanggulangan bencana yang lebih baik, transparan, dan berpihak pada korban.
Tantangan dan Kebutuhan Jurnalis
Untuk beralih dari praktik saat ini menuju peran ideal, jurnalis di lapangan menghadapi berbagai tantangan signifikan. Pemenuhan kebutuhan mendasar menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas dan etika peliputan bencana di Indonesia.
Tantangan Utama
-
●
Menjaga Objektivitas vs. Empati
Menyajikan informasi akurat tanpa menimbulkan kepanikan, sambil tetap menunjukkan empati pada korban.
-
●
Konflik Etika vs. Tekanan Pasar
Dilema antara menaati kode etik jurnalistik dan tuntutan industri media untuk berita yang “menjual”.
-
●
Keterbatasan Keahlian & Kesiapan
Kurangnya pemahaman mendalam tentang ilmu kebencanaan dan minimnya persiapan keselamatan diri di lokasi.
Prioritas Kebutuhan Jurnalis
Rekomendasi Aksi
Perbaikan jurnalisme kebencanaan memerlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Berikut adalah rekomendasi konkret yang ditujukan bagi jurnalis, ruang redaksi, dan publik untuk bersama-sama mendorong perubahan.